Damaskus - Sumber diplomatik Rusia mengungkapkan bahwa serangan kimia di pinggiran Damaskus, Suriah bulan Agustus lalu, didalangi oleh Arab Saudi. Agen intelijen dari Arab Saudi disebut-sebut terlibat dalam serangan yang menewaskan ratusan orang tersebut.
"Berdasarkan data dari sejumlah sumber, pecahan gambar yang ada mulai bisa dirangkai bersama," ucap seorang sumber diplomatik Rusia seperti dikutip kantor berita Interfax dan dilansir PressTV, Sabtu (5/10/2013).
"Provokasi kejahatan di Ghouta tersebut dilakukan oleh tim operasi hitam yang dikirim oleh Saudi melalui Yordania dan bertindak dengan bantuan kelompok militan Liwa al-Islam," imbuhnya.
Pada Rabu (2/10) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuturkan ada bukti kuat bahwa komponen senjata kimia digunakan oleh militan yang didukung asing di Suriah. Bahkan senjata kimia tersebut dikirimkan ke Irak untuk provokasi.
"Kami membaca laporan dan mendengar dari berbagai sumber, mau setengah-resmi maupun yang terpercaya, bahwa para pejabat perwakilan sejumlah negara di sekitar Suriah terus berkomunikasi dan bertemu secara rutin dengan pemimpin Jabhat al-Nusra dan kelompok teroris lainnya, dan juga kelompok radikal yang memiliki beberapa komponen senjata kimia yang mungkin ditemukan di Suriah atau mungkin dibawa dari tempat lain, dan tidak hanya di wilayah Suriah saja, tapi juga komponen senjata kimia yang dibawa ke Irak dan provokasi tengah disiapkan di sana," ucap Lavrov.
Pada 21 Agustus lalu, ratusan orang dilaporkan tewas akibat serangan kimia mematikan di Ghouta, pinggiran Damaskus. Negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat menuding rezim Presiden Bashar al-Assad ada di balik serangan ini.
Tudingan tersebut berulang kali dibantah Assad dan dia menyebut bahwa kelompok militan yang bergabung dengan kelompok pemberontak Suriah yang juga didukung oleh asing, merupakan pihak yang ada di balik serangan mematikan tersebut.
Serangan mematikan tersebut juga memicu AS untuk menyerukan rencana serangan militer di Suriah, dengan dalih melumpuhkan persenjataan kimia milik rezim Assad. Rencana AS ini mampu dihentikan oleh tawaran Rusia soal penyerahan dan penghancuran senjata kimia Suriah di bawah pengawasan internasional. Hingga saat ini, proses tersebut masih berlangsung dengan pengawasan ketat PBB.
Sumber: http://news.detik.com/read/2013/10/05/114747/2378662/1148/intelijen-arab-saudi-dituding-dalangi-serangan-kimia-mematikan-di-suriah?9922022
0 komentar:
Posting Komentar