Setelah menghadapi kebijakan baru mengenai kenaikan pajak rokok sebesar 5 dolar AS atau sekitar Rp50.000, kini para ahli kanker menginginkan perokok memiliki surat izin untuk merokok.
Menurut Profesor Roger Magnusson dari University of Sydney�s Law School dan Professor David Currow dari Cancer Institute New South Wales Inggris, surat izin ini dapat memerangi beredarnya rokok di kalangan remaja.
Sebagaimana dikabarkan pada laman news.com.au, Senin (5/8), melalui surat izin ini para pengecer dapat memverifikasi setiap bungkus rokok yang mereka jual dibeli oleh orang dewasa.
Peraturan ini diusulkan setelah National Drug Strategy Household Survei menemukan bahwa sebagian besar remaja mendapatkan rokok dari pengecer dan toko online di internet.
Magnuson dan Currow juga mengharapkan, kehadiran surat izin ini dapat digunakan untuk mengumpulkan data tentang perokok dan membantu mereka untuk berhenti merokok.
Pasalnya, biaya kesehatan masyarakat merokok di Australia mencapai angka US$30 miliar per tahun dan menewaskan 15.000 orang setiap tahunnya.
�Hal ini memungkinkan evaluasi yang ketat pada program berhenti merokok dan memungkinkan pemerintah mengetahui apakah ada perubahan perilaku merokok akibat diskon harga eceran,� tulis mereka dalam Medical Journal of Australia.
Pemerintah Australia memang ingin mengurangi jumlah perokok sebanyak 16-10 persen pada tahun 2018. Tahun lalu pemerintah Australia telah mengeluarkan aturan kemasan rokok yang kontroversial.
Rokok harus dikemas dengan kemasan berwarna cokelat polos memuat peringatan kesehatan sebesar 75 persen dari besarnya bungkus rokok.
Pekan lalu, Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, mengumumkan akan menaikkan pajak tembakau empat kali selama empat tahun. Hal ini akan menambahkan 5 dolar AS setiap bungkus rokok pada tahun 2016, sehingga harga satu batang rokok bisa mencapai 1 dolar atau sekitar Rp10.000. (JIBI/Solopos.com)
sumber | iniunic.blogspot.com | http://unik-aneh.lintas.me/go/kabar24.com/merokok-di-australia-harus-pakai-surat-izin
0 komentar:
Posting Komentar