Home » , » Update Mitos yang Keliru Tentang Sifat Jenius

Update Mitos yang Keliru Tentang Sifat Jenius

Written By Fransiska on Senin, 12 Agustus 2013 | 22.44


"PARA JENIUS ITU KEBETULAN"


Sudut pandang ini berasal dari serendipitas, yakni ilmu tentang penemuan-penemuan secara kebetulan. Sebagai contoh,
Wilhelm Roentgen menemukan radioaktivitas ketika dia dengan agak ceroboh meninggalkan beberapa materi di film yang dibungkus dengan kertas hitam. Dia secara kebetulan mengembangkannya, dan menemukan bintik-bintik putih yang aneh di film yang dikembangkan itu. Itu berarti terdapat beberapa sinar yang tidak dikenal (sinar X) sedang menerobos kertas hitam yang biasanya tidak diterobos sinar-sinar biasa. Orang bisa mengatakan bahwa Roentgen beruntung, tetapi orang lainnya belum tentu menganggap ini sebagai penemuan yang bersifat kebetulan.

Pertimbangkanlah hal berikut ini,
Seberapa seringkah kejadiannya seorang normal bekerja dengan bahan-bahan radioaktif, dan punya film didekatnya, bahkan untuk membuat satu kesalahan seperti itu sekalipun? Roentgen adalah seorang peneliti. Dia memang akan sampai pada penemuan itu; entah lebih awal satu hari, atau satu hari sesudahnya-ini pasti terjadi. Apalagi, pada masa itu penelitian berlangsung di banyak laboratorium; kalau bukan Roentgen, maka seorang yang lain pasti akan membuat penemuan "kebetulan" yang kurang-lebih sama. Akhirnya, orang-orang lainnya yang kurang siap untuk penemuan itu atau tidak cukup cerdas untuk melihatnya sebagai suatu penemuan, mungkin akan mengatakan bahwa film itu buruk, dan tidak akan menghubungkan bintik-bintik putih di film tersebut dengan sinar-sinar aneh yang menerobos itu.

Orang jenius adalah para pencari yang tekun, mereka berada digaris depansepanjang waktu, itulah sebabnya mengapa mereka tampaknya selalu hadir pada saat yang tepat.


Spoilerfor Mitos 5:
"PARA JENIUS ITU GILA"

Diantara 4 mitos yang telah disebutkan diatas, mitos ke 5 adalah mitos yang paling populer dan terikat dengan kuat disetiap kepala anak adam (terutama di Indonesia). Dan mitos ke 5 ini adalah mitos penghambat utama mengapa seseorang harus berpikir dua kali untuk menjadi jenius, mereka takut dianggap gila.

Jenius itu dapat melingkupi beberapa aspek, tidak hanya jenius akademik, tetapi ada jenius musik, jenius fisik, dan jenius visual.

Saya bisa juga menambahkan bahwa seringkali BUKAN SI JENIUS YANG GILA, MELAINKAN MASYARAKATNYA. Gallileo disiksa dan dan dipaksa untuk secara resmi menanggalkan pandangan-pandangan "Bid'ah"-nya agar bisa bertahan hidup, dan pandangan itu adalah tentang bumi yang berputar. Tomaso Campanella secara diam-diam menulis utopianya (City of the Sun) di atas potongan-potongan kertas saat ia dipenjara selama bertahun-tahun; mengapa ia dijebloskan di penjara tidak lain karena dia berani berpikir tentang sebuah masyarakat masa depan dimana semua orang setara. Socrates diadili, dijatuhi vonis, dan dihukum mati hanya karena pembicaraannya dengan pemuda di pasar.

Ini menunjukkan bagaimana masyarakat-masyarakat masa lalu (yang sering kali gila) menentang masa depan. Albert Einstein, sebagai contoh yang lebih kontemporer, cukup beruntung eksis di suatu masyarakat yang sudah lebih beradab, karena kalau tidak dia bisa saja mengalami nasib yang sama.

Jadi secara garis besar, para Jenius memiliki peluang yang sama untuk berakhir di rumah sakit jiwa seperti halnya orang-orang lain di dunia ini. Namun demikian ada tetapi-nya yang ini sangat penting: Orang jenius akan dikenang. Orang yang bukan jenius, dan berakhir di rumah sakit jiwa, hanya akan menjadi bagian dari statistik medis.

Quote:
Seperti anda lihat, banyak mitos melingkupi ide tentang jenius. Untuk menjadi jenius, ABAIKANLAH mitos-mitos itu. Kepercayaan-kepercayaan yang menyesatkan itu menghambat kita untuk mencapai potensi-potensi kita sepenuhnya. Mitos-mitos itu memungkinkan kita menjadi malas; mitos tersebut mengatakan kepada kita bahwa orang-orang akan menganggap kita gila jika kita mengemukakan ide-ide baru yang menantang; mitos tersebut mengatakan kepada kita bahwa kita akan menjadi orang-orang yang terusir mitos tersebut mengatakan kepada kita bahwa sudah terlambat bagi kita untuk menjadi jenius.


SEMUA ITU SALAH !

Kini setelah anda bebas dari mitologi menyesatkan yang melingkupi ide tentang jenius, mari kita jangan berhenti untuk mengungkap jenius di dalam diri masing-masing !



Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000009479432/5-mitos-yang-keliru-tentang-sifat-jenius/
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Top Full PC Game
Copyright © 2013. Unik Kah - All Rights Reserved
Free Game : Download PC Game Full Version
Proudly powered by Blogger